Thursday 25 August 2011

SEDARLAH DARI LENA YANG PANJANG

hidup ini bukanlah sebuah sendiwara yang tak bermusim
bila kita harus bergelumang dengan arus dan lumpur waktu
kita pun menemukan ranting buat tempat berpaut
dengan susah payahnya berenang ketepian
lalu berbimbing tangan dalam mengharungi penghidupan
dan kita pun berlari bersama mengejar pelangi
membina seribu impian dengan tungkus lumus kudrat
dan anak anak kita pun membesar dengan peluh titik keringat
betapa jauhnya beban berat yang telah kita galas
dan labanya juga sudah hampir nampak jelas
mengapa arus masa mengubah titik haluannya
sedang elok merenda cinta penuh kasih bahagia
kemelut menunggu didepan dengan beting cerucuknya
tak dayakah lagi tanganmu memaut setiaku
dan kau pun hanyut memburu jejak langkah yang palsu
begitu sulitnya mempertahankan keluhuran budi
bila manusia yang dilirik tidak berhati naluri
memuja pada pergolakan sebuah mahligai
dan menanti tiang teguhnya reput berkecai
bila telah punya kebahagiaan sendiri
mengapa masih mengharap pada ketinggian budi
bila dengan sengaja menghiris simpulan kukuh pada tali temali
sedangkan berkasnya membelit kukuh pada cinta yang abadi
kesetiaan apa lagi yang dapat ku pertahankan
bila taufan badai sering saja menerjah di depan
terlupakah kau setiap perlakuan punya hukuman
bukankah balasan Illahi tak akan pernah mungkir
andai rumahtangga ku hancur terpinggir
aku pun tak merelakan kehilangan kasih dan sayang
bila takdir menentukan aku harus berjuang  .
bangunlah dari tidur yang panjang wahai suami ku
pulihkanlah ingatan mesranya seperti dahulu
takkan mungkin kita hidup menongkat langit
andai jatuh tersungkur tetap juga merasa sakit
dan dunia pun mula memperendakan kita
bila tidak lagi dapat bermesra dan bergurau senda

No comments:

Post a Comment