Tuesday 16 August 2011

DI LORONG HANYIR


seekor ikan yang siap dipanggang
diatas meja Popo siap sedia terhidang
begitu indah pandangan dalam cita rasa
menunggu beduk Ramadhan berbunyi getarnya
pasti kau akan ku nikmati nanti
demikian bisikan naluri mu berkata
mengerling setiap saat jam didinding
tapi pernahkah kita teringat
betapa seekor ikan menumpahkan beribu tetes keringat
para nelayan berjuang menongkah arus
demi segengam rezeki buat anak isteri
dan masih saja kita lupa
beribu lagi nyawa yang menderita
takkan pernah menikmati seekor ikan
meski masam lemak kuahnya terkerling dipandangan
betapa getirnya kehidupan
anak anak yatim dan pengemis jalanan
sisa apa lagi yang tinggal untuk dinikmati
bila saja tong sampah dan lorong lorong hanyir ditelusuri
meskipun lewat lorong itu kau temui sesuatu
sebungkah harapan yang masih menjadi mesteri
ternyata yang kau temui hanya lah nasi basi
alangkah hampa nya naluri
meluluhkan kau dalam pasrah
meskipun semangat tak pernah menyerah
kemanusiaan apa lagi yang tinggal
bila getir hidup makin mencengkam
takkan pernah hijau menjadi biru
andai kepahitan hidup terus membelenggu.

( istimewa buat Civetpopo Myc )

No comments:

Post a Comment