dalam kelam suasana remang petang
berderu angin membelai susuk tubuh yang keresahan
ombak bergulung dan angin dipantai
menyaksikan betapa aku gagal dalam pertarungan
merenung jauh bahtera mudikmu ke hulu
tiang layarnya tumbang satu persatu
angin semilir membisik kata selamat tinggalnya
apakah masih ada lagi hari esuk
bila canda , gurau tangis tawa menjadi mimpi
sedang dia disisi ku tak ada lagi
dalam gelombang samudera tak terlihat lambaiannya
di kejauhan itu kau pun hilang dari pandangan
dan tinggallah aku bersama debu debu mimpi
dan hari esuk yang tak pernah pasti ...
No comments:
Post a Comment