Thursday 29 September 2011

MEMORI UBI REBUS




bercerita tentang mu
disaat ini
buat aku menjadi terlalu rindu
pada  sebuah memori
waktu Ramadhan yang lalu
bila bicaramu mengungkap kata
masih tak perrnah mengenali
tentang kedaifan
dan ubi rebus
yang sering ku santap
dan terlalu ingin
untuk  turut menikmati

aku pun menyempurnakannya
dengan berbekalkan ubi rebus
dan kelapa parut yang manis
dengan motosikal burukku
aku pun bertandang
lalu ku titipkan pada anakmu
dipadang

aku pun menyeka
air mata yang tumpah
menjadi begitu terharu
membayangkan bening matamu
yang  begitu sayu
dan layu kelopaknya
mencicipinya dengan begitu payah
lalu kau pun muntah
dan berdarah

mengapa ini harus terjadi
disebalik kebahagiaan kau nikmati
bersama sedikit cinta kasih
yang belum pernah kau rasa
dari seorang suami
yang tak pernah menghargai
bila aku
mencuba untuk setia
sebagai seorang abang
yang begitu simpati
melihat senyummu yang duka
dan bening sayu dipenjuru matamu
menyimpan sejuta kesakitan
bila barah otak
tak pernah memberi maaf
dan begitu merobek
menunggu saat kematian

apalah dayaku kini
andai hanya mampu memandang
dan sentiasa mengiringimu
dengan harap dan do'a
akan redha Tuhan
menjadi pengiring setia
dibawah kasih dan rahmatNya
moga keajaiban mengubah segala

No comments:

Post a Comment