Saturday 7 April 2012

SEPI LARANYA

Derap langkah bersepatu tumit tinggi
tas tangan dari kulit buaya
kebayanya dari butik
bercermin mata gelap
keretanya berjenama mewah
menelusuri pinggir bukit
lalu banglonya ditinggal dalam sepi.

Hatinya sunyi
airmata duka terbelenggu dalam sebak dada
rindu yang terkurung tak siapa menduga
anak-anak entah di mana
tak tersapa khabar berita
kesebukan menjadi jurang
sakit peritnya tak pernah terpandang.

Lelaki yang pernah bergelar suami
kini menghilang sudah
berlalu dalam pelukan kekasih
yang menimbulkan bibit cemburu
dan kasih sayang semakin membeku
lalu menjadi lagu sepi
seorang wanita kehilangan suami.

Siapa pernah tahu
andai hasratnya bercelaru
mengharap titik mula kehidupan
dalam mencari kebahagiaan sendiri
namun hasrat tak nampak nyata
tersembunyi dalam seribu rahsia .

Che Fauziah Idris
Kuala Kurau
Perak
1 April 2012

No comments:

Post a Comment