Thursday 10 November 2011

DETIK PERTEMUAN YANG MENGHARU


Deringan panggilanmu mengejutkan aku
pada sebuah lamunan di pinggir warung
melantunlah suaramu membisik salam
membuat rindu berputik di benak hati
ada rasa yang ingin kuintai
ada dendam kasih yang ingin kulerai.

Kita pun menjanjikan sebuah pertemuan   
meskipun hanya sekilas pandang
cukup memberiku erti yang mendalam 
melunaskan hutang rindu yang melara
merakam sedikit detik yang ada
begitu terharu mengigit sukma
bila bening sayu di bibir matamu
bercerita di raut wajah duka
membuatkan aku terkenang
pada bicara puisimu yang rawan.

Begitu murninya persaudaraan
bila kita memeterai janji setia
hentian bas  Kemunting menjadi saksi
pada jabat tanganmu yang erat
masih terasa hangatnya genggaman 
pada detik perpisahan yang mengharu
memberi sayu
yang tak sedikit padaku.

Aku pun memandang dikejauhan
masih merenungkah engkau di jendela kaca 
waktu titik air mataku merembes laju
dalam perjalanan pulang
bersama deru gerimis yang merintik
menyayat kalbu 
pada sendu yang nyata.

puas...aku puas
rinduku tidak lagi ternanti-nanti
pada detik temu syahdu
buat kukucup sekelumit bahagia
di bibiran jiwa terlunas lara
kita pun patrikan janji saudara
dan setia pun tidak  mungkir


No comments:

Post a Comment