Sunday 18 December 2011

BERSAMAMU -TELUSURI RUANG DUKA

Detik terpampang di skrin kaca waktu kutonton tiap Isnin
ada nyilu yang menghiris tangkai hati
ku jelajahi tiap resah dan gelisah empunya cerita
ada duka tak terbendung ditetes airmata lara
begitu rawan hibanya tak terlindung lagi
jerih perit menongkah hidup tak mengharap simpati
namun masih ada mata yang memandang
punya hati dan mulia peribadi
menitip prihatin dalam uluran semangat dan berkat nya pendapatan
ada harta ingin dikongsi
ada bantuan meringankan beban.

Masih ku ingat satu ketika
saat enak suapan pada lengkapnya hidangan
siput babi dipanggang tersiar di layar kaca
menu makanan untuk dijamah penuh selera
tatapan mata anak-anak kecil bagai merangsang nikmat
luka hati kutatap
nasib hibanya kuratap
sampai kini sampai bila pun dan selama-lamanya
kisah itu jadi igauan yang menghantui
begitu nasib manusia yang tak pernah terduga
saat negara sedang terungkai dari cengkaman penjajah
masih harus begitukah nasib
salah siapakah ini
yang punya diri tak ingin berusaha
atau tetap tak mampu meraih segala
andai berjuta keringat menitik di bumi
hidup tetap sengsara tak pernah bertitik.

Begitulah suratan takdir
bila segalanya tak pernah terpinggir
ada hati yang ingin merawat
ada ihsan dari penjawat
tak hilang harta dari uluran sedikit laba
andai janji Tuhan mengantikan lebih pahala.

No comments:

Post a Comment