berikan aku cinta
bila kau memiliki rasa itu
biar seluruh alam tahu
aku masih ingin dimiliki
berikan aku kasih
dengan segenap jiwa raga mu
agar aku tak merasa tersisih
dari belengu rasa tersingkir
berikan aku sayang
jika rindumu begitu dalam
antara kita begitu mesra
bila hati sering bersapa
berikan aku bahagia
menjadi kekasihmu nan setia
bila harapan nampak nyata
kita pun berhak bermimpi indah
Wednesday, 31 August 2011
Tuesday, 30 August 2011
DUKA HATI DI AIDIL FITRI
hari raya yang jelang tiba sinarnya
mengungkapkan kasih Illahi diAidil Fitri
ada luka yang terpendam membelengu
dan bisikannya melantun hati
pada resah gundah dihari raya
mengapa hati sedih pilu
menyimpan seribu duka dan nestapa
andai bisa dapat ku tersenyum
biarkanlah bahagia itu seketika
diamkanlah sejenak jeritan hati
berteriak memekik tak bersuara
jika damai itu bisa ku dapat
luka hati pun masih boleh kurawat
tapi aku tak punya kekuatan
menahan ledakan yang meluap
bila menari nada tawa dan sinis
membelengu hati bagai disayat hiris
aku juga tak ingin seperti ini
hidup seperti tak punya jiwa dan raga
jasad terawang dikhayalan
sedang dunia sekeliling makin berpusing
menjadi duka yang makin sarat
dan luka hati pun semakin tenat
dihari raya aku tetap terasing disini
menjadi lupa pada suasana
dalam nestapa ku masih terlena
hentikanlah sengasara ini
biarkan ku hidup dalam realiti
membina bahagia diAidil Fitri
menjadi tunjang pada kesejahteraan
biar tenteram itu memberi kebahagiaan
Sunday, 28 August 2011
RINDU MENANTI
rindu menanti
bila harus kehilangan cinta
dimana lagi kebahagiaan
mengenang segala untung nasib
bila sering diburu kenangan
rindu menanti
kedatangan cinta yang murni
mengharap bahagia yang sejati
andai bertemu insan yang mulia
pasti kan jelma harapan bahagia
rindu menanti
lenyapkan segala duka
air mata jangan dititis
jangan lagi memendam lara
tak selamanya hidupmu menderita
rindu menanti
bila jelang setia kasih
peliharalah ia dengan hati bersih
jangan di ulang sejarah dulu
pasti tenteram dalam jiwamu
Saturday, 27 August 2011
SEANDAINYA AKU
kalau aku masih hidup
tak pernah manis dapat kau hirup
mencerca diriku dalam riuh hiruk pikuk
aku pun makin terperuk
dengan perasaan bagai dijeruk
kalau aku telah mati
kau pasti senang hati
andai hati mu penuh dendam dan benci
aku pun tak lagi menyakiti
bila tak bisa berkutik lagi
tapi kalau aku menjadi gila
pasti aku lagi suka
dapat membuat pelbagai cerita
dan tak siapa kan menduga
ketidakwarasan takkan mungkin dapat didakwa
antara kita sering saja tak sehati
bila bicaramu penuh hina dan memperli
lalu egomu tinggi dan asyik mahu menang sendiri
dan aku yang sentiasa merasa rendah diri
sesekali tak mampu bertahan lagi
tak pernah manis dapat kau hirup
mencerca diriku dalam riuh hiruk pikuk
aku pun makin terperuk
dengan perasaan bagai dijeruk
kalau aku telah mati
kau pasti senang hati
andai hati mu penuh dendam dan benci
aku pun tak lagi menyakiti
bila tak bisa berkutik lagi
tapi kalau aku menjadi gila
pasti aku lagi suka
dapat membuat pelbagai cerita
dan tak siapa kan menduga
ketidakwarasan takkan mungkin dapat didakwa
antara kita sering saja tak sehati
bila bicaramu penuh hina dan memperli
lalu egomu tinggi dan asyik mahu menang sendiri
dan aku yang sentiasa merasa rendah diri
sesekali tak mampu bertahan lagi
BERINGATLAH WAHAI ANAK ANAKKU
disaat aku termanggu ditengah keramaian dipasar
ada duka yang tersimpan yang tak mampu ku tahan
bukankah besuk lebaran kan bakal menjelma
tapi tak tahu raga dan jasad ku masih dimana
aku tak pernah merasa punya hati dan perasaan
terumbang ambing bagai kapal tak berhaluan
mengapa aku masih saja larut dalam kesedihan
membiarkan garisan melintang menekan perasaan
bila harus menelan semua kecewa dan kedukaan
hambatan masa lalu masih tetap saja memburu di ingatan
biarlah duka ini terus bersarang
bukankah lebaran ini hanya untuk anak anakku tersayang
gembiralah kalian dengan hati tenteram hati dan penuh girang
jangan difikir hati ibu yang tak pernah senang
kekurangan kita jangan dijadikan batu penghalang
namun beringat ingatlah duhai anak anakku
gembira bukan hanya untuk seketika dihari raya
kamu tak akan selama lamanya didalam ceria
kalian masih punya masa depan yang siap menunggu
perjuangan biarlah menghala kearah dituju
sendiwara nasib tak selamanya penuh gemilang
dan tak selamanya kita hidup berhati walang
beajarlah untuk berhemat biar berkat dalam menyimpan
semuanya itu hanya bertujuan demi masa depan
insaflah wahai anak anakku sayang
bila hidupmu susah dan takkan pernah merasa senang
tak ada mata yang sudi mengerling walau sekilas pandang
jika kamu sambil lewa dan masih bersikap tidak mengapa
selama lamanya lah kamu tertutup dalam dunia alpa
jadilah insan murni dan penuh dengan motivasi
biar miskin harta namun dadamu penuh berisi
bila kamu hidup dalam aman ,amal dan iman sempurna
masa depan yang cemerlang masih saja dapat dibina
ada duka yang tersimpan yang tak mampu ku tahan
bukankah besuk lebaran kan bakal menjelma
tapi tak tahu raga dan jasad ku masih dimana
aku tak pernah merasa punya hati dan perasaan
terumbang ambing bagai kapal tak berhaluan
mengapa aku masih saja larut dalam kesedihan
membiarkan garisan melintang menekan perasaan
bila harus menelan semua kecewa dan kedukaan
hambatan masa lalu masih tetap saja memburu di ingatan
biarlah duka ini terus bersarang
bukankah lebaran ini hanya untuk anak anakku tersayang
gembiralah kalian dengan hati tenteram hati dan penuh girang
jangan difikir hati ibu yang tak pernah senang
kekurangan kita jangan dijadikan batu penghalang
namun beringat ingatlah duhai anak anakku
gembira bukan hanya untuk seketika dihari raya
kamu tak akan selama lamanya didalam ceria
kalian masih punya masa depan yang siap menunggu
perjuangan biarlah menghala kearah dituju
sendiwara nasib tak selamanya penuh gemilang
dan tak selamanya kita hidup berhati walang
beajarlah untuk berhemat biar berkat dalam menyimpan
semuanya itu hanya bertujuan demi masa depan
insaflah wahai anak anakku sayang
bila hidupmu susah dan takkan pernah merasa senang
tak ada mata yang sudi mengerling walau sekilas pandang
jika kamu sambil lewa dan masih bersikap tidak mengapa
selama lamanya lah kamu tertutup dalam dunia alpa
jadilah insan murni dan penuh dengan motivasi
biar miskin harta namun dadamu penuh berisi
bila kamu hidup dalam aman ,amal dan iman sempurna
masa depan yang cemerlang masih saja dapat dibina
SAHABAT ,MAAFKAN AKU
maafkan aku
kalau saja sering lupa
mengucapkan salam kesejahteraan
bila acapkali pertemuan
kerna kemesraan kita
telah melupakan segala galanya
maafkan aku
kalau dalam tanpa sedar
mungkin telah pernah melukaimu
dengan luka yang maha dalam
bila sering terlepas bicara
telah mengores calar didada
maafkan aku
kalau saat diperlukan
mungkin tidak pernah dapat membantu
dengan jengkil kau pun berlalu
bila sering tak punya waktu
telah menghindarkan kau dariku
maafkan aku
kalau selama ini alpa
mungkin saja telah menjurangkan kita
pada setiap kali pertemuan
bila aku masih lagi ingin menyapa
telah kau palingkan setia
aku masih mengharapkan kamu
tetap menjadi sahabatku yang dulu
yang begitu tulus pekerti
bila mengenang mu dengan rindu
aku pun mencari jejak kasihmu
dan kemesraan pun kembali berpadu
kalau saja sering lupa
mengucapkan salam kesejahteraan
bila acapkali pertemuan
kerna kemesraan kita
telah melupakan segala galanya
maafkan aku
kalau dalam tanpa sedar
mungkin telah pernah melukaimu
dengan luka yang maha dalam
bila sering terlepas bicara
telah mengores calar didada
maafkan aku
kalau saat diperlukan
mungkin tidak pernah dapat membantu
dengan jengkil kau pun berlalu
bila sering tak punya waktu
telah menghindarkan kau dariku
maafkan aku
kalau selama ini alpa
mungkin saja telah menjurangkan kita
pada setiap kali pertemuan
bila aku masih lagi ingin menyapa
telah kau palingkan setia
aku masih mengharapkan kamu
tetap menjadi sahabatku yang dulu
yang begitu tulus pekerti
bila mengenang mu dengan rindu
aku pun mencari jejak kasihmu
dan kemesraan pun kembali berpadu
Friday, 26 August 2011
JENDELA HATI
bila dalam kegalauan yang sarat
dan hati ku kelabu hitam pekat
tertutup semua pintu harapan
dan langkah ku tak lagi maju kedepan
namun bila saja cahaya itu memberi terang
engkau pun bertandang dengan senyum senang
memberi kekuatan rohani dengan iklas hati
dan huluran budi yang sangat memberi erti
ku angkat darjatmu tinggi melangit
memberi ingatan dikala fikiran ku sempit
dalam kekhilafan ku kau menunjukkan lorong
aku pun tak ingin lagi jauh terpesung
begitu sukarnya menjadi manusia yang sempurna
bila sering saja lalai dalam terlena
jendela hati begitu sukarnya menguak lebar
bila aku sering kehilangan fikir dan sabar
bimbinglah aku menuju kejalan yang benar
moga aku tidak lagi jauh tersasar
bila kasihMu Tuhan tiada sempadan
berikan aku darjat dalam kemuliaan insan
AKU
mendung
berarak kelabu
berhembus angin sepoi
daun pun gugur satu satu
resah
sepi pun berlabuh
berteman gundah
walangnya bukan kepalang
rindu
meracun kalbu
merana diri
sengsara membalut hati
dendam
telah lama membungkam
menjadi suram
lalu harapan pun hilang
aku
menjadi resah berkeluh kesah
menjadi rindu yang cemburu
menjadi dendam yang bersarang
aku , dendam , rindu dan resah
menjadi manusia yang tak punya harga diri
menutup segala pintu hati
mengembara dengan rangka mati
menutup segala pintu hati
mengembara dengan rangka mati
BICARA MATA HATI
ya Allah ya Rabbi
mengapa begitu sukarnya meneruskan hidup
bila tiap langkah ku menjadi hambatan bagi mu
menelanjangi aku dengan sorotan mata yang tajam
aku pun terdiam dalam renungan yang panjang
tanpa dapat bebas berbicara
bila puisi ku menimbulkan cerita
ya Allah ya Tuhanku
betapa sulitnya menjadi peribadi sendiri
bila harus menjalangi tiap mata yang melihat
sedangkan aku tak pernah bersubahat
mengungkap kata merungkai derita
dan canda ku menjadi umpatan
dalam satu persidangan yang penuh misteri
ya ALLAH ya Rahman
bila hidup ini terasa sepi
aku pun kehilangan peribadi
ingin ku ku jerit serata alam
mengapa aku dipaksa diam
untuk tidak menjadi diri ku sendiri
dan dendam itu pun menjadi api
ya Allah ya Rabbi
mengapa begitu sukarnya meneruskan hidup
bila tiap langkah ku menjadi hambatan bagi mu
menelanjangi aku dengan sorotan mata yang tajam
aku pun terdiam dalam renungan yang panjang
tanpa dapat bebas berbicara
bila puisi ku menimbulkan cerita
ya Allah ya Tuhanku
betapa sulitnya menjadi peribadi sendiri
bila harus menjalangi tiap mata yang melihat
sedangkan aku tak pernah bersubahat
mengungkap kata merungkai derita
dan canda ku menjadi umpatan
dalam satu persidangan yang penuh misteri
ya ALLAH ya Rahman
bila hidup ini terasa sepi
aku pun kehilangan peribadi
ingin ku ku jerit serata alam
mengapa aku dipaksa diam
untuk tidak menjadi diri ku sendiri
dan dendam itu pun menjadi api
BIARKAN AKU
nyahkankan segala jengkilmu itu wahai naluri
biar digunjing dihina dengan seribu nista
bertahanlah selama mana mampumu
iklaskan hati menerima segala umpat keji
bila hidup ini bukan untuk memohon simpati
jadikanlah diri sendiri menurut kehendak hati
dengan jiwa merdeka penuh jujur dan mulia budi
kau akan tenang setenang air dikali
puisi ku adalah nyanyian jiwa
yang takkan bisa kau mengertikan maknanya
bila aku harus tenggelam dalam halusinasiku sendiri
biarkanlah aku bersajak berpuisi
luahkan bicara hati ungkapan seni dalam diri sendiri
mengapa harus kau benci dan sakit hati
bila aku tak mampu berucap dengan kata kata
biarlah lidah pena dan titis tinta bergema suaranya
biarkan aku merajuk menangis
mengungkap rindu meluap kalbu dengan rintih pedih
bila tersenyum dalam gundah dan hati sedih
tak ku raih belas simpati dan bujuk kasih
takkan kau mengerti biar diucap seribu kali
hatiku tak mampu kau beli dengan hasad dengki
bila harganya tak kau nilai dengan hati budi
aku pun menjadi semakin benci dan menyepi
Thursday, 25 August 2011
SEDARLAH DARI LENA YANG PANJANG
hidup ini bukanlah sebuah sendiwara yang tak bermusim
bila kita harus bergelumang dengan arus dan lumpur waktu
kita pun menemukan ranting buat tempat berpaut
dengan susah payahnya berenang ketepian
lalu berbimbing tangan dalam mengharungi penghidupan
dan kita pun berlari bersama mengejar pelangi
membina seribu impian dengan tungkus lumus kudrat
dan anak anak kita pun membesar dengan peluh titik keringat
betapa jauhnya beban berat yang telah kita galas
dan labanya juga sudah hampir nampak jelas
mengapa arus masa mengubah titik haluannya
sedang elok merenda cinta penuh kasih bahagia
kemelut menunggu didepan dengan beting cerucuknya
tak dayakah lagi tanganmu memaut setiaku
dan kau pun hanyut memburu jejak langkah yang palsu
begitu sulitnya mempertahankan keluhuran budi
bila manusia yang dilirik tidak berhati naluri
memuja pada pergolakan sebuah mahligai
dan menanti tiang teguhnya reput berkecai
bila telah punya kebahagiaan sendiri
mengapa masih mengharap pada ketinggian budi
bila dengan sengaja menghiris simpulan kukuh pada tali temali
sedangkan berkasnya membelit kukuh pada cinta yang abadi
kesetiaan apa lagi yang dapat ku pertahankan
bila taufan badai sering saja menerjah di depan
terlupakah kau setiap perlakuan punya hukuman
bukankah balasan Illahi tak akan pernah mungkir
andai rumahtangga ku hancur terpinggir
aku pun tak merelakan kehilangan kasih dan sayang
bila takdir menentukan aku harus berjuang .
bangunlah dari tidur yang panjang wahai suami ku
pulihkanlah ingatan mesranya seperti dahulu
takkan mungkin kita hidup menongkat langit
andai jatuh tersungkur tetap juga merasa sakit
dan dunia pun mula memperendakan kita
bila tidak lagi dapat bermesra dan bergurau senda
bila kita harus bergelumang dengan arus dan lumpur waktu
kita pun menemukan ranting buat tempat berpaut
dengan susah payahnya berenang ketepian
lalu berbimbing tangan dalam mengharungi penghidupan
dan kita pun berlari bersama mengejar pelangi
membina seribu impian dengan tungkus lumus kudrat
dan anak anak kita pun membesar dengan peluh titik keringat
betapa jauhnya beban berat yang telah kita galas
dan labanya juga sudah hampir nampak jelas
mengapa arus masa mengubah titik haluannya
sedang elok merenda cinta penuh kasih bahagia
kemelut menunggu didepan dengan beting cerucuknya
tak dayakah lagi tanganmu memaut setiaku
dan kau pun hanyut memburu jejak langkah yang palsu
begitu sulitnya mempertahankan keluhuran budi
bila manusia yang dilirik tidak berhati naluri
memuja pada pergolakan sebuah mahligai
dan menanti tiang teguhnya reput berkecai
bila telah punya kebahagiaan sendiri
mengapa masih mengharap pada ketinggian budi
bila dengan sengaja menghiris simpulan kukuh pada tali temali
sedangkan berkasnya membelit kukuh pada cinta yang abadi
kesetiaan apa lagi yang dapat ku pertahankan
bila taufan badai sering saja menerjah di depan
terlupakah kau setiap perlakuan punya hukuman
bukankah balasan Illahi tak akan pernah mungkir
andai rumahtangga ku hancur terpinggir
aku pun tak merelakan kehilangan kasih dan sayang
bila takdir menentukan aku harus berjuang .
bangunlah dari tidur yang panjang wahai suami ku
pulihkanlah ingatan mesranya seperti dahulu
takkan mungkin kita hidup menongkat langit
andai jatuh tersungkur tetap juga merasa sakit
dan dunia pun mula memperendakan kita
bila tidak lagi dapat bermesra dan bergurau senda
Wednesday, 24 August 2011
CAHAYA HATI
CAHAYA HATI
Kalau dulu aku sering saja lupa -lupa ingat
bila lena di mimpi siang dengan mata terpejam
aku pun menjadi mamai dengan mimpi terkutuk
menjadi tersipu malu dengan igauan sendiri,
Bila terjaga dari tidur yang panjang
kucari makna dalam lena dan igauan ngeri
bila halusinasi berbisik dan mendera minda
jasad ku longlai dalam letih dan lelah
ku cari diri dengan hati yang tak berisi.
Kalau saja aku bisa mengenali diri sendiri
dengan sedar menjadi insan dalam erti manusiawi
takkan lagi aku terperuk menguntung nasib
mengubah ilusi dengan mata hati yang tajam
terhadap diri sendiri aku tak perlu berlaku kejam.
Kalau dulu aku hidup dalam gelap pekat hitam
kini sinaran purnama menyuluh di dalam terang
berikan cahaya pada hati yang pernah terhijab
mencairkan beku pada kejahilan yang usang
aku pun menjadi rindu melirik cinta Ilahi
dan keangkuhan dulu terfana dalam gerak izin-Nya
Kalau dulu aku sering saja lupa -lupa ingat
bila lena di mimpi siang dengan mata terpejam
aku pun menjadi mamai dengan mimpi terkutuk
menjadi tersipu malu dengan igauan sendiri,
Bila terjaga dari tidur yang panjang
kucari makna dalam lena dan igauan ngeri
bila halusinasi berbisik dan mendera minda
jasad ku longlai dalam letih dan lelah
ku cari diri dengan hati yang tak berisi.
Kalau saja aku bisa mengenali diri sendiri
dengan sedar menjadi insan dalam erti manusiawi
takkan lagi aku terperuk menguntung nasib
mengubah ilusi dengan mata hati yang tajam
terhadap diri sendiri aku tak perlu berlaku kejam.
Kalau dulu aku hidup dalam gelap pekat hitam
kini sinaran purnama menyuluh di dalam terang
berikan cahaya pada hati yang pernah terhijab
mencairkan beku pada kejahilan yang usang
aku pun menjadi rindu melirik cinta Ilahi
dan keangkuhan dulu terfana dalam gerak izin-Nya
HAPUSKAN DENDAM MU
apakah salah dan dosaku terhadapmu
hingga kau menyimpan dendam yang tak pernah surut
menginjak harga diri dengan robekan peribadi
lebih baik kau bunuh saja aku dengan belatimu
hanya kerna kemahuanmu tak ku turut
kau makin kuat menjerut
mengikat aku pada sebuah kepalsuan
dan simpulanmu melemaskan jantung hati
tidak bersisakah walau segenggam setia
menjadi amarah yang padu pada sebuah kecelaruan
menjerumuskan aku kelembah hina
menjadi begitu sunyi dalam kesedihan
terasa mati meskipun nyawa masih dibadan
menyesakkan aku pada sebuah imiginasi
berbaur rindu dan rasa dendam
lalu luka itu pun menjadi begitu dalam
terimalah kenyatan dan hakikat diri
bukakan mindamu pada sebuah realiti
kita takkan bersatu walau lewat mimpi
pandangilah pada kenyataan hidup
dan selami ketentuan Illahi
moga api cemburu itu terpadam jua
bila kebenaran memberi seribu makna
hingga kau menyimpan dendam yang tak pernah surut
menginjak harga diri dengan robekan peribadi
lebih baik kau bunuh saja aku dengan belatimu
hanya kerna kemahuanmu tak ku turut
kau makin kuat menjerut
mengikat aku pada sebuah kepalsuan
dan simpulanmu melemaskan jantung hati
tidak bersisakah walau segenggam setia
menjadi amarah yang padu pada sebuah kecelaruan
menjerumuskan aku kelembah hina
menjadi begitu sunyi dalam kesedihan
terasa mati meskipun nyawa masih dibadan
menyesakkan aku pada sebuah imiginasi
berbaur rindu dan rasa dendam
lalu luka itu pun menjadi begitu dalam
terimalah kenyatan dan hakikat diri
bukakan mindamu pada sebuah realiti
kita takkan bersatu walau lewat mimpi
pandangilah pada kenyataan hidup
dan selami ketentuan Illahi
moga api cemburu itu terpadam jua
bila kebenaran memberi seribu makna
Tuesday, 23 August 2011
SETIA BUDI
Aku menjadi sangat terharu petang ini
bila kepiluan mengenangkan nasib
dan gundah itu semakin bersarang
dan menjadi satu igauan yang panjang
membelit diri dengan kepedihan
bila tuntutan hidup semakin merebak
hati ku pun menjadi koyak rabak
lalu tanpa jangka dan ku duga
dalam bening mata hatinya
ada kasih yang berbaur simpati
yang telah mengharukan taman hati
keiklasan budi telah kau tabur
dan ku kutip dengan penuh syukur .
Terima kasih ..duhai sahabat
warna hatimu kini dapat kulihat
putih bersih jujur berjalur
semangat kasih kita pun berbaur
dan menjadi rindu pada pertemuan
biarpun itu tak akan mungkin
kerna kita berjauhan mukim
aku tetap menjunjungmu dengan do'a
semoga Allah memeliharamu dengan cinta
dan persaudaraan kita berbunga kasih
tidakkan lagi ku hidup tersisih .
NILAI PERSAHABATAN
kita sering saja alpa dan lupa diri
bila harus memandang realiti hidup
memesrai perhubungan dengan wajar
tanpa ada prasangka dan kekeliruan
bukankah itu yang lebih menawan
menjadi mulia sebagai teman
jangan lah cuba memesongkan persahabatan
menyalah tafsir pada sebuah keiklasan
jadilah diri yang bersih hati nurani
kerna hidup didunia tidak dengan diri sendiri
menjadi mulia itu bukankah lebih baik
dan membuka fikiran menjadi lebih cerdik
bukan kah persahabatan itu untuk berteman
dan saling membantu berbimbing tangan
jangan kau cuba mengarahkan cinta
kerna itu membawa petaka
terimalah persaudaraan seiklas hati
dengan kasih sayang semarak mewangi
biar kita hirup manisnya iman
dengan mesra kasih sesama insan
bila harus memandang realiti hidup
memesrai perhubungan dengan wajar
tanpa ada prasangka dan kekeliruan
bukankah itu yang lebih menawan
menjadi mulia sebagai teman
jangan lah cuba memesongkan persahabatan
menyalah tafsir pada sebuah keiklasan
jadilah diri yang bersih hati nurani
kerna hidup didunia tidak dengan diri sendiri
menjadi mulia itu bukankah lebih baik
dan membuka fikiran menjadi lebih cerdik
bukan kah persahabatan itu untuk berteman
dan saling membantu berbimbing tangan
jangan kau cuba mengarahkan cinta
kerna itu membawa petaka
terimalah persaudaraan seiklas hati
dengan kasih sayang semarak mewangi
biar kita hirup manisnya iman
dengan mesra kasih sesama insan
PULANGLAH ANAKKU
bila titis embun mula gugur mendinginkan bumi
basah rerumputan membersih debu debu dikaki
saatnya mengadun mimpi indah dengan mata terpejam
hati pun kusut menanti anakku yang tak pulang pulang
kemana lagi dikau pergi jauh berkelana
membuat ibumu berbaring lesu tidur tak lena
hati risau resah gelisah bimbangkan kamu
dapatkah kiranya nasib kita saling bertemu
pulanglah duhai anakku wahai sayang
kemana lagi fikiran mu sedang melayang
tiada lain dalam benak ibu yang jelas terbayang
takut engkau tanpa sangka dianiayai orang
begitu taatnya nasihat aku tak pernah kau bantah
walaupun fikiran mu jelas cetek dan masih mentah
ku asuh ku didik dirimu dengan jernih hati
penuh harapan mulia hidup setia budi
pulanglah sayang jangan biarkan ibu menanti
dimalam kelam gelap gelita penuh sepi
andai hilangmu masih juga tak kunjung jelang
hancurlah hati seakan nyawa hampir melayang
pada mu Tuhan ku mohon engkau biar selamat
semoga dirimu tetap teguh didalam rahmat
pada mu Tuhan ku mohon engkau biar selamat
semoga dirimu tetap teguh didalam rahmat
Monday, 22 August 2011
MENGAPA ADA DUSTA
mengapa
apa salahku padamu
tidak bolehkah aku berkata kata
untuk menjadi diri ku peribadi
dan berlaku adil terhadap hati sendiri
dan meluahkan sesak didada
lalu kenapa
apa dosaku kepadamu
salah apakah tingkah lakuku
hingga kau perlu merasa gusar
mengabur segala yang nyata
sedang tak pernah ada dusta antara kita
aku tersenyum bila melihat kau tertawa
tapi tangisanku menjadi irama indah bagimu
tak pernah tulusnya kasih sayang
biarpun kau bersembunyi dibalik bayang
biarkanlah
andai ini memberimu puas
ku turutkan meski hati tak pernah iklas
berbahagialah kau dengan kepalsuan
takkan ku endah bila tak memberi kesan
antara kita tak pernah bersengketa
dan pada mu tempat aku sering bercerita
namun dalam diam kau tusukkan luka
dan aku pun menerima kepedihan dengan rela
atas dasar persaudaraan yang sejati
hanya pada Tuhan ku persembahkan diri
menjadi terbaik dalam budi perkerti
agar dendam tak perlu bermukim disini
kau dengan caramu
biarkanlah dengan kenistaan
merenda kata membuah cerita
menjadi luapan api cemburu
bila puisi mu tak pernah berlagu
apa salahku padamu
tidak bolehkah aku berkata kata
untuk menjadi diri ku peribadi
dan berlaku adil terhadap hati sendiri
dan meluahkan sesak didada
lalu kenapa
apa dosaku kepadamu
salah apakah tingkah lakuku
hingga kau perlu merasa gusar
mengabur segala yang nyata
sedang tak pernah ada dusta antara kita
aku tersenyum bila melihat kau tertawa
tapi tangisanku menjadi irama indah bagimu
tak pernah tulusnya kasih sayang
biarpun kau bersembunyi dibalik bayang
biarkanlah
andai ini memberimu puas
ku turutkan meski hati tak pernah iklas
berbahagialah kau dengan kepalsuan
takkan ku endah bila tak memberi kesan
antara kita tak pernah bersengketa
dan pada mu tempat aku sering bercerita
namun dalam diam kau tusukkan luka
dan aku pun menerima kepedihan dengan rela
atas dasar persaudaraan yang sejati
hanya pada Tuhan ku persembahkan diri
menjadi terbaik dalam budi perkerti
agar dendam tak perlu bermukim disini
kau dengan caramu
biarkanlah dengan kenistaan
merenda kata membuah cerita
menjadi luapan api cemburu
bila puisi mu tak pernah berlagu
Sunday, 21 August 2011
MERANA
Masih tak kering lagi kah airmata menitis
mngapa harus merintih tatkala hati menangis
sedih pilu apa lagi yang mencengkam naluri
mengapa sering terjadi tanpa aku sedari.
Pergilah kau wahai hati gundah gulana
kenapa biarkan diriku terus merana
rindu hatiku ingin jadi seperti dulu
penuh ceria senyum tertawa penuh cumbu .
kerisauan apa yang mengetuk pintu hati
sedang aku tak pernah diam sendiri.
Jangan biarkan hatiku menjadi rawan
sedang bahagia sangat ingin ku tawan
hentikan lah kegelisahan yang menghimpit
alam yang luas kurasakan begitu sempit
kerisauan ini biarlah terus menghilang
agar bahagia di depan dapat ku pandang
andai kesempatan ini dapat ku jelang
bersujud syukur ku pada Allah yang maha penyayang .
mngapa harus merintih tatkala hati menangis
sedih pilu apa lagi yang mencengkam naluri
mengapa sering terjadi tanpa aku sedari.
Pergilah kau wahai hati gundah gulana
kenapa biarkan diriku terus merana
rindu hatiku ingin jadi seperti dulu
penuh ceria senyum tertawa penuh cumbu .
kerisauan apa yang mengetuk pintu hati
sedang aku tak pernah diam sendiri.
Jangan biarkan hatiku menjadi rawan
sedang bahagia sangat ingin ku tawan
hentikan lah kegelisahan yang menghimpit
alam yang luas kurasakan begitu sempit
kerisauan ini biarlah terus menghilang
agar bahagia di depan dapat ku pandang
andai kesempatan ini dapat ku jelang
bersujud syukur ku pada Allah yang maha penyayang .
Saturday, 20 August 2011
GUNDAH
aku ingin menjerit sekuat hati
biar alunannya merayap keseluruh alam
ku lantun gemanya dikaki gunung
menghancurkan segenap sendi
luruhkan segala rindu yang bersarang
bila sengsara itu tak mampu lagi ku bendung
ku rela jasad ku ditelan bumi yang bergulung
aku pun tak ingin lagi berkeluh kesah
bila lagu sepi masih lagi bernada gundah
ku pujuk rawan untuk berlagu
dan mendendangkan nyanyian sedih pilu
wahai hati yang remuk redam
kemana lagi untung nasib nak ku rejam
andai bahagia takkan pernah dapat ku genggam
ku biarkan hidup ini menjadi suram
biarkan ku menyendiri dialam sepi
bila kegelisahan membelit tangkai hati
ku insafi bahawa hidup ini hanyalah sendiri
takkan pernah ku kesali takdir Illahi
biar alunannya merayap keseluruh alam
ku lantun gemanya dikaki gunung
menghancurkan segenap sendi
luruhkan segala rindu yang bersarang
bila sengsara itu tak mampu lagi ku bendung
ku rela jasad ku ditelan bumi yang bergulung
aku pun tak ingin lagi berkeluh kesah
bila lagu sepi masih lagi bernada gundah
ku pujuk rawan untuk berlagu
dan mendendangkan nyanyian sedih pilu
wahai hati yang remuk redam
kemana lagi untung nasib nak ku rejam
andai bahagia takkan pernah dapat ku genggam
ku biarkan hidup ini menjadi suram
biarkan ku menyendiri dialam sepi
bila kegelisahan membelit tangkai hati
ku insafi bahawa hidup ini hanyalah sendiri
takkan pernah ku kesali takdir Illahi
MANISNYA BUDI
begitu tulusnya nilai sebuah persahabatan
merangkai membelit jiwa kita yang saling tak kenal
apa lagi yang mampu bibirku terungkap
andai kirimanmu sekadar terima kasih yang dapatku ucap
tiada apa yang mampu ku persembahkan kepadamu
bila dengan jujur tak kau ragu kehadiran ku sebagai teman
biarpun hati kita belum pernah mengadap dan tergilap
keluhuran budi memberi sinar penuh harap
kau yang bernama sahabat setia dialam maya
tak terlerai do'a ku pohon setiap waktu dalam rahmatNya
memberi bahagia atas keluhuran budi sesama sendiri
dan kasih kita pun bersemi tanpa mengenali identiti
kukuhkanlah ukhuwah itu dalam teguh silaturrahim
kita bina hidup ini dengan keiklasan dan penuh budi
lalu lingkaran ini menjadi satu dalam rukun hidup
biar manisnya persaudaraan sama sama kita hirup
( Khusus buat Abang Ngah.. Ryan Farhin .. atas budi baik beliau .)
merangkai membelit jiwa kita yang saling tak kenal
apa lagi yang mampu bibirku terungkap
andai kirimanmu sekadar terima kasih yang dapatku ucap
tiada apa yang mampu ku persembahkan kepadamu
bila dengan jujur tak kau ragu kehadiran ku sebagai teman
biarpun hati kita belum pernah mengadap dan tergilap
keluhuran budi memberi sinar penuh harap
kau yang bernama sahabat setia dialam maya
tak terlerai do'a ku pohon setiap waktu dalam rahmatNya
memberi bahagia atas keluhuran budi sesama sendiri
dan kasih kita pun bersemi tanpa mengenali identiti
kukuhkanlah ukhuwah itu dalam teguh silaturrahim
kita bina hidup ini dengan keiklasan dan penuh budi
lalu lingkaran ini menjadi satu dalam rukun hidup
biar manisnya persaudaraan sama sama kita hirup
( Khusus buat Abang Ngah.. Ryan Farhin .. atas budi baik beliau .)
POTRET HATI
aku ingin melukis potret lukisan wajahmu
sedang tersenyum dengan iklas jernih hati
tetapi yang ku lorek cuma corak kelabu
tak terpamir bentuk alis dan pesona matamu
biarpun wajahmu tiap saat dapat ku tatap
namun raut muka tetap tak tergambar dalam angan
meski suaramu acapkali berbicara
tapi ungkapan mu tak terdengar kata kata
aku menjadi terlalu rindu kepada mu
bila berdepan ternyata lidah ku menjadi kelu
tak pernah dapat bersuara bagai dulu
menjadi malu dan serba salah tingkah laku
ku lorek lagi berus lukisan dikanvas
mengukir bentuk matamu yang bersinar
tetapi aku tewas dalam renung pesonanya
dan debaran jantung semakin berkocak riak
pada bentuk dan lukisan hati sendiri
perasaan apakah ini yang sedang bermain dibenakku
biarpun ku halang dengan berperang dalam emosi
andai jari jemariku terbakar oleh api cinta
potret itu tak kan mampu ku siap kan sampai bila
ku humbankan semua warna dan kertas
tak ku siapkan meski kemahuan tetap keras
andai kini kau yang hadir melukis pelangi hati
sanubariku tak perlu memandang potretmu lagi
sedang tersenyum dengan iklas jernih hati
tetapi yang ku lorek cuma corak kelabu
tak terpamir bentuk alis dan pesona matamu
biarpun wajahmu tiap saat dapat ku tatap
namun raut muka tetap tak tergambar dalam angan
meski suaramu acapkali berbicara
tapi ungkapan mu tak terdengar kata kata
aku menjadi terlalu rindu kepada mu
bila berdepan ternyata lidah ku menjadi kelu
tak pernah dapat bersuara bagai dulu
menjadi malu dan serba salah tingkah laku
ku lorek lagi berus lukisan dikanvas
mengukir bentuk matamu yang bersinar
tetapi aku tewas dalam renung pesonanya
dan debaran jantung semakin berkocak riak
pada bentuk dan lukisan hati sendiri
perasaan apakah ini yang sedang bermain dibenakku
biarpun ku halang dengan berperang dalam emosi
andai jari jemariku terbakar oleh api cinta
potret itu tak kan mampu ku siap kan sampai bila
ku humbankan semua warna dan kertas
tak ku siapkan meski kemahuan tetap keras
andai kini kau yang hadir melukis pelangi hati
sanubariku tak perlu memandang potretmu lagi
KEBEBASAN
ku bunuh cinta yang menyesakkan jantung
pisaunya berbekas tetesan darah hitam hanyir
tajam berkilau menyusuk kedadamu
biar mampus tak berkutik lagi
bukankah lebih baik begitu
dari kau yang membunuh jiwa raga ku
dengan senjata nesta dan maki hina
lidahmu itu bercabang tiga belas
mampuslah engkau terperosok dineraka
selamat jalan duhai kekejaman
tak akan setitis air mataku tumpah kebumi
begitu puas dan bebasnya perasaan
bila belengu syaitan hidup tak lagi memburu
kan ku teriak begitu leganya kepada dunia
aku kini insan bernyawa yang penuh bahagia
bila dulu kehilangan nafas saat kau jerut jantung hatiku
meski jasad ku tergantung digenggam hukum
ku rela demi maruah dan wibawa diri
tak lagi kau paksa aku menurut akur
dengan seksa pedih dan luka merintih
tak pernah kau peduli bila menang ego sendiri
kini jiwa bebas lepas ke angkasa raya
telah lama ku ingin menjadi camar putih berlagu
mengepak sayap keawan gemawan melirik pelangi
dan aku pun berdendang sayang menari nari
bila telah lama tak menjejak kaki ke bumi
setelah lama kau jerut nafaskua
pisaunya berbekas tetesan darah hitam hanyir
tajam berkilau menyusuk kedadamu
biar mampus tak berkutik lagi
bukankah lebih baik begitu
dari kau yang membunuh jiwa raga ku
dengan senjata nesta dan maki hina
lidahmu itu bercabang tiga belas
mampuslah engkau terperosok dineraka
selamat jalan duhai kekejaman
tak akan setitis air mataku tumpah kebumi
begitu puas dan bebasnya perasaan
bila belengu syaitan hidup tak lagi memburu
kan ku teriak begitu leganya kepada dunia
aku kini insan bernyawa yang penuh bahagia
bila dulu kehilangan nafas saat kau jerut jantung hatiku
meski jasad ku tergantung digenggam hukum
ku rela demi maruah dan wibawa diri
tak lagi kau paksa aku menurut akur
dengan seksa pedih dan luka merintih
tak pernah kau peduli bila menang ego sendiri
kini jiwa bebas lepas ke angkasa raya
telah lama ku ingin menjadi camar putih berlagu
mengepak sayap keawan gemawan melirik pelangi
dan aku pun berdendang sayang menari nari
bila telah lama tak menjejak kaki ke bumi
setelah lama kau jerut nafaskua
Friday, 19 August 2011
PULANGLAH PELAUT DUKA
dimana dia lelaki itu
kemanakah lagi menghilang
masih tak surutkah lagi api dendam
yang mengikat jiwa setiap masa
dan menjadi luka yang teramat payah
kemana kamu sang jejaka
masih saratkah lagi api cemburu
yang menghanguskan dadamu setiap waktu
hingga kau harus bersembunyi
dari renteten yang membelengu
dan kami disini yang menunggu
seperti pelabuhan tak berpenghuni
menanti peluit ditengah samudera
melangkah pulang bagai pahlawan
dan ingin menjulangmu tinggi diawan
pulanglah pelaut duka
hamburkanlah segala tiram dan mutiara
jadikanlah perhiasan dileher kami
membawa gemerlapnya indah kepelusuk dunia
harmoni itu kita pintal menjadi kalung
yang akan merantai jiwa dengan mesra
dan kami pun tak lagi menjadi perindu
pada sebuah nilai persaudaraan yang jitu
perpaduan kita rangkai menjadi satu
lalu matahari pun memberi senyum
damai pun membuka ruang buat kita
kemanakah lagi menghilang
masih tak surutkah lagi api dendam
yang mengikat jiwa setiap masa
dan menjadi luka yang teramat payah
kemana kamu sang jejaka
masih saratkah lagi api cemburu
yang menghanguskan dadamu setiap waktu
hingga kau harus bersembunyi
dari renteten yang membelengu
dan kami disini yang menunggu
seperti pelabuhan tak berpenghuni
menanti peluit ditengah samudera
melangkah pulang bagai pahlawan
dan ingin menjulangmu tinggi diawan
pulanglah pelaut duka
hamburkanlah segala tiram dan mutiara
jadikanlah perhiasan dileher kami
membawa gemerlapnya indah kepelusuk dunia
harmoni itu kita pintal menjadi kalung
yang akan merantai jiwa dengan mesra
dan kami pun tak lagi menjadi perindu
pada sebuah nilai persaudaraan yang jitu
perpaduan kita rangkai menjadi satu
lalu matahari pun memberi senyum
damai pun membuka ruang buat kita
PASRAH
Bila bicara tentang cinta kasih dan sayang
pernah katamu biarkan saja jangan dihalang
kau bilang biarkan ianya tumbuh mekar berseri
pabila sampai saatnya akan layu gugur sendiri.
Cinta katamu ibarat air terjun deras mengalir
mampukah takungan di pembentung mudik ke hilir
andai geloranya bergulung menghujan badai
maka biarkanlah ianya pecah berderai .
Mengapa perasaan itu hidup dalam kesunyian yang sepi
dan dalam suasana riuh hati semakin terasa sunyi
senda gurau canda teman menjadi sembilu menghiris hati
dalam gundah gulana kadang kala tersenyum sendiri
begitulah jiwa bila sedang mabuk asmara
alam di pandangan hilang ghaib tak terlihat nyata.
Bila petaka rindu dalam lamunan lebih berkuasa
lalu angin semilir menyapa dalam bisikan naluri
lalu angin semilir menyapa dalam bisikan naluri
puputnya membawa sedar itu hanyalah sebuah mimpi
lalu aku terpinggir berteleku mendongak langit kelabu
dalam insaf tawakkal dan sejuta pasrah aku termanggu
kedukaan itu usahlah berakar tunjang di dalam dada
semoga Allah menunjukkan jalan terangNya
lalu aku pun tak hilang dalam diri untuk selamanya
bila harapan hidup memberi erti di mana mulanya .
DENDAM
luka apa lagi yang hendak kau tusuk kejantungku
dendam apa lagi yang mampu membunuhku dengan amarahmu
telah hilangkah rasa kasih juga sayang yang pernah kau berikan
bukankah kita juga pernah punya sejuta kisah silam
mengapa harus jadi cemburu bila sesekali bibir terungkap
bila pengertian tak pernah cuba kau selami
jadilah kita insan terasing yang telah kehilangan harga diri
aku telah terlalu lama lelah dalam duka nestapa
tak perlu lagi menjaga hatimu dengan kusut dan teramat payah
biar kau regut semangat ku dengan kejam dan sakit hati
aku pun merelakan untuk jatuh tersungkur didada bumi
pergilah kau mengembara jauh jauh kehujung dunia
bila dusta dan segala janji tak pernah menjadi nyata
biar keegoan menjadi tunjang dalam jati dirimu dan peribadi
aku pun memahami dan tidak akan berpaling menolehmu lagi
biar ku lunasi segala hutang dalam membeli jiwa dan raga
dan kita pun tak lagi imerasa rugi dan kehilangan apa apa
Thursday, 18 August 2011
PERGOLAKAN JIWA
PERGOLAKAN JIWA
bila kau berbicara padaku kisah hidup,duhai teman
tentang pergolakan dan rintihan airmata duka mu
aku pun menjadi cukup simpati pada sebuah harga diri
bila harus kehilangan cinta dan naungan dari seorang lelaki
kau pun menjerut rasa dalam luka yang amat payah
bila harus menimbang antara keluarga dan penderitaan
hingga kau terpinggir jauh menelusuri ruang waktu
mencari erti diri dalam menyembuhkan luka hati
andai harus berjauhan dari anak anak nan tercinta
apa lagi keluhan yang mampu terungkap
hati menangis dengan umpat keji dan caci cerca mereka
bila harus menerima bebanan tanpa tahu tentang dosa
jeritan batinmu pun meraung tak berpenghujung
bila kau terpaksa juga akur dengan tuntutan nasib
andai harus kembali bersatu lagi melerai mimpi ngeri
apakah masih ada harapan berbunga untuk hari esok
jika dulu rendang kasihnya tak memberi teduh
dan bunga bunga cinta tak pernah mekar mewangi
namun demi keutuhan sebuah keluarga dalam amanah Illahi
rumahtangga itu harus kau tegakkan juga dengan tabah hati
bila kau berbicara padaku kisah hidup,duhai teman
tentang pergolakan dan rintihan airmata duka mu
aku pun menjadi cukup simpati pada sebuah harga diri
bila harus kehilangan cinta dan naungan dari seorang lelaki
kau pun menjerut rasa dalam luka yang amat payah
bila harus menimbang antara keluarga dan penderitaan
hingga kau terpinggir jauh menelusuri ruang waktu
mencari erti diri dalam menyembuhkan luka hati
andai harus berjauhan dari anak anak nan tercinta
apa lagi keluhan yang mampu terungkap
hati menangis dengan umpat keji dan caci cerca mereka
bila harus menerima bebanan tanpa tahu tentang dosa
jeritan batinmu pun meraung tak berpenghujung
bila kau terpaksa juga akur dengan tuntutan nasib
andai harus kembali bersatu lagi melerai mimpi ngeri
apakah masih ada harapan berbunga untuk hari esok
jika dulu rendang kasihnya tak memberi teduh
dan bunga bunga cinta tak pernah mekar mewangi
namun demi keutuhan sebuah keluarga dalam amanah Illahi
rumahtangga itu harus kau tegakkan juga dengan tabah hati
Tuesday, 16 August 2011
HARAPAN DALAM GUNDAH
Aku telah kehilanganmu, pelita hati
bila harus akur dengan takdir Ilahi
kita pun terpisah dengan ketentuan Azali
meninggalkan aku dengan resah gundah
dan rindu pun menjadi parah.
jika begitu kehendak-Nya
apakah lagi bicara hati.
Duhai jiwa yang remuk redam
kembalikanlah jati diriku
jangan kau hilangkan semangat hidup
tunjukkan aku jalan yang terang
semoga do'aku pun bisa berulang
memohon rahmat penentu jalan
lalu aku pun tak lagi kegelapan.
Tuhanku, Rabbul Alamin
masih adakah harapan buatku
membina hasrat di dalam cinta
dilimpah simpati dan mulia budi
andai dapat kucari pengganti
takkan lagi hidupku sunyi
membina keluarga dalam bahagia
sebelum pengakhiran menuju noktah.
bila harus akur dengan takdir Ilahi
kita pun terpisah dengan ketentuan Azali
meninggalkan aku dengan resah gundah
dan rindu pun menjadi parah.
jika begitu kehendak-Nya
apakah lagi bicara hati.
Duhai jiwa yang remuk redam
kembalikanlah jati diriku
jangan kau hilangkan semangat hidup
tunjukkan aku jalan yang terang
semoga do'aku pun bisa berulang
memohon rahmat penentu jalan
lalu aku pun tak lagi kegelapan.
Tuhanku, Rabbul Alamin
masih adakah harapan buatku
membina hasrat di dalam cinta
dilimpah simpati dan mulia budi
andai dapat kucari pengganti
takkan lagi hidupku sunyi
membina keluarga dalam bahagia
sebelum pengakhiran menuju noktah.
SEORANG ABANG
selama mengenali mu abang
meskipun tak pernah ada pertemuan
namun coretan kita tetap bersemuka
meniti bibit bibit kemesraan
yang tak pernah kita langkaui batasan
biar pun didunia maya canda kita
keterasingan tak pernah kita rasa
padamu ku luah segala duka
dan kau pun mendengar dengan setia
mengenali mu seorang abang
sangat banyak memberi ku ruang
meski pun ku tanya berulang ulang
rasa jemu tak pernah bertandang
membantu dan memberi ku peluang
menjadikan aku seorang yang punya milik
bila bicara hati bisa ku ungkap
aku pun punya kamar sendiri disudut puisi
menjadi ruang meledak rindu
dan puisi puisi ku pun mula berlagu
mendendang segala cerita
mengungkap seribu lara
dan disitu ada cinta yang sengsara
tentang.ketuhanan dan kemanusiaan
juga jejak kasih yang tersisih
dengan semangat yang kau beri
ku cuba telusuri tebing naluri
mengubat sengsara dan sebak hati
dengan semangat yang tak pernah mati
meskipun tak pernah ada pertemuan
namun coretan kita tetap bersemuka
meniti bibit bibit kemesraan
yang tak pernah kita langkaui batasan
biar pun didunia maya canda kita
keterasingan tak pernah kita rasa
padamu ku luah segala duka
dan kau pun mendengar dengan setia
mengenali mu seorang abang
sangat banyak memberi ku ruang
meski pun ku tanya berulang ulang
rasa jemu tak pernah bertandang
membantu dan memberi ku peluang
menjadikan aku seorang yang punya milik
bila bicara hati bisa ku ungkap
aku pun punya kamar sendiri disudut puisi
menjadi ruang meledak rindu
dan puisi puisi ku pun mula berlagu
mendendang segala cerita
mengungkap seribu lara
dan disitu ada cinta yang sengsara
tentang.ketuhanan dan kemanusiaan
juga jejak kasih yang tersisih
dengan semangat yang kau beri
ku cuba telusuri tebing naluri
mengubat sengsara dan sebak hati
dengan semangat yang tak pernah mati
DI LORONG HANYIR
seekor ikan yang siap dipanggang
diatas meja Popo siap sedia terhidang
begitu indah pandangan dalam cita rasa
menunggu beduk Ramadhan berbunyi getarnya
pasti kau akan ku nikmati nanti
demikian bisikan naluri mu berkata
mengerling setiap saat jam didinding
tapi pernahkah kita teringat
betapa seekor ikan menumpahkan beribu tetes keringat
para nelayan berjuang menongkah arus
demi segengam rezeki buat anak isteri
dan masih saja kita lupa
beribu lagi nyawa yang menderita
takkan pernah menikmati seekor ikan
meski masam lemak kuahnya terkerling dipandangan
betapa getirnya kehidupan
anak anak yatim dan pengemis jalanan
sisa apa lagi yang tinggal untuk dinikmati
bila saja tong sampah dan lorong lorong hanyir ditelusuri
meskipun lewat lorong itu kau temui sesuatu
sebungkah harapan yang masih menjadi mesteri
ternyata yang kau temui hanya lah nasi basi
alangkah hampa nya naluri
meluluhkan kau dalam pasrah
meskipun semangat tak pernah menyerah
kemanusiaan apa lagi yang tinggal
bila getir hidup makin mencengkam
takkan pernah hijau menjadi biru
andai kepahitan hidup terus membelenggu.
( istimewa buat Civetpopo Myc )
KEKELIRUAN
letih hati merintih
dendam tak pernah surut
tangisan masih membungkam
jiwa kusut masai
mengapa begini
nostalgia yang membelengu
tak mampukah terhindar
menjadi api rindu yang meluap
dan sukma ku rentung terbakar
cinta itu menangis
luapan rasa yang tak bisa terungkap
terbeku dalam batas susila
menjadi rindu yang sarat
memukul dada ku dengan tenat
bila kau pergi
tak pernah aku kesali
bukankah itu hanyalah mimpi
yang menjadi watak kekeliruan
disetiap pentas kehidupan
dan aku pun menjadi rindu
pada sebuah teka teki
dan cinta itu tak pernah memberi erti
letih hati merintih
dendam tak pernah surut
tangisan masih membungkam
jiwa kusut masai
mengapa begini
nostalgia yang membelengu
tak mampukah terhindar
menjadi api rindu yang meluap
dan sukma ku rentung terbakar
cinta itu menangis
luapan rasa yang tak bisa terungkap
terbeku dalam batas susila
menjadi rindu yang sarat
memukul dada ku dengan tenat
bila kau pergi
tak pernah aku kesali
bukankah itu hanyalah mimpi
yang menjadi watak kekeliruan
disetiap pentas kehidupan
dan aku pun menjadi rindu
pada sebuah teka teki
dan cinta itu tak pernah memberi erti
letih hati merintih
dendam tak pernah surut
tangisan masih membungkam
jiwa kusut masai
mengapa begini
nostalgia yang membelengu
tak mampukah terhindar
menjadi api rindu yang meluap
dan sukma ku rentung terbakar
cinta itu menangis
luapan rasa yang tak bisa terungkap
terbeku dalam batas susila
menjadi rindu yang sarat
memukul dada ku dengan tenat
bila kau pergi
tak pernah aku kesali
bukankah itu hanyalah mimpi
yang menjadi watak kekeliruan
disetiap pentas kehidupan
dan aku pun menjadi rindu
pada sebuah teka teki
dan cinta itu tak pernah memberi erti
Monday, 15 August 2011
KITA , KAU DAN AKU
Aku ,
sudah tidak punyai apa -apa
meneruskan hidup juga tak bermaya
semangat diri pudar satu persatu
dan kesunyian pun bertandang selalu
mengigit sepi nan rawan
bila dunia ku tidak lagi berteman'.
Engkau,
tak pernah lagi berbicara
lalu kita pun hilang suara
tidak sudi lagi bertanya
menegurku juga enggan
dan terbinalah jurang yang dalam
membuat rinduku makin tenggelam.
Kita
sudah tidak mesra lagi
dendam merayap kesendi hati
masih dapatkah ku bertaut
andai pertemuan dapat kuakur
menjejak kasih seorang perindu
dan kau himbau amarahmu.
Kita ;kau dan aku
andai masa mengubah segala
ulangkan kembali silaturrahim
peradapan itu menjanjikan erti
dan aku ingin kau tahu
telah ku korban segala emosi
biarpun jiwa masih sangsi
aku tetap tak ingin sendiri
mendekap kasih penuh kemesraan
dan damai itu pun begitu indah.
sudah tidak punyai apa -apa
meneruskan hidup juga tak bermaya
semangat diri pudar satu persatu
dan kesunyian pun bertandang selalu
mengigit sepi nan rawan
bila dunia ku tidak lagi berteman'.
Engkau,
tak pernah lagi berbicara
lalu kita pun hilang suara
tidak sudi lagi bertanya
menegurku juga enggan
dan terbinalah jurang yang dalam
membuat rinduku makin tenggelam.
Kita
sudah tidak mesra lagi
dendam merayap kesendi hati
masih dapatkah ku bertaut
andai pertemuan dapat kuakur
menjejak kasih seorang perindu
dan kau himbau amarahmu.
Kita ;kau dan aku
andai masa mengubah segala
ulangkan kembali silaturrahim
peradapan itu menjanjikan erti
dan aku ingin kau tahu
telah ku korban segala emosi
biarpun jiwa masih sangsi
aku tetap tak ingin sendiri
mendekap kasih penuh kemesraan
dan damai itu pun begitu indah.
PESONA TAKBIR
takbir itu berkumandang syahdu
ketika hilal dan kemuncak kutbah
bermulalah aidil fitri yang dinanti
dengan lantang gemanya menyusup alam
namun ramadhan mu yang kelmarin
menangis larakah ia
bila hari harinya tak kau sempurna
atau menjadi begitu dendam
untuk mengucupmu lagi dilain kali
mengundang rindu pada Qiyam Ramadhan
dan hasrat qiamullail pun terbina
atau hanya sekadar bersahaja
dan takkan pernah kau peduli
tentang puasa tentang Aidil Fitri
atau bersemangatkah dalam lafaz
"Taqabalullah Minna Waminka"
atau mohon maaf juga rasanya tak ingin
bila hatimu telah terhijab
memandang dunia penuh gelap
bila pesona iman tak pernah berteman
kau pun takkan peduli
tujuan apakah hidup ini
wahai insani,
bangunlah dari tidur yang panjang
hindari dari syaitan yang bertandang
hiduplah sebagai manusia yang bersyukur
sebelum mata terpejam dan lena dikubur
ketika hilal dan kemuncak kutbah
bermulalah aidil fitri yang dinanti
dengan lantang gemanya menyusup alam
namun ramadhan mu yang kelmarin
menangis larakah ia
bila hari harinya tak kau sempurna
atau menjadi begitu dendam
untuk mengucupmu lagi dilain kali
mengundang rindu pada Qiyam Ramadhan
dan hasrat qiamullail pun terbina
atau hanya sekadar bersahaja
dan takkan pernah kau peduli
tentang puasa tentang Aidil Fitri
atau bersemangatkah dalam lafaz
"Taqabalullah Minna Waminka"
atau mohon maaf juga rasanya tak ingin
bila hatimu telah terhijab
memandang dunia penuh gelap
bila pesona iman tak pernah berteman
kau pun takkan peduli
tujuan apakah hidup ini
wahai insani,
bangunlah dari tidur yang panjang
hindari dari syaitan yang bertandang
hiduplah sebagai manusia yang bersyukur
sebelum mata terpejam dan lena dikubur
Sunday, 14 August 2011
LINGKARAN
maafkan aku bila telah mengkhianatimu
bila tanpa sedar aku telah menyimpang jauh
perhubungan yang terjalin begitu erat terikat
menjadi duri didalam dagingmu tanpa sedar
bila jalan yang dilalui menelusuri jalur yang berbeza
kau pun melepaskan segala sendat disanubari
merungkai segala ikatan suci yang termeteri
lalu kau tunjukkan benar dan salah
yang menampung harga diri ciptaan manusia
dapatkah kita hindari kudrat iradatNya
yang dulunya tercatat keindahan murni
dan menjadi rakaman rindu tak berlagu
lalu kau pun menutup segala pintu
dan ku buka dengan darah mengalir dijari jemari
sudah tak ada lagi makna simpati
biarpun kenangan cukup menyedarkan
tentang nafas nafas dan lingkaran rasa
yang kini mula menghindar geloranya
lalu aku pun menjadi sangat rindu
untuk menjadi setia pada perhubungan yang suci
tanpa ada keruh dan sembilu dihati
lalu aku pun melunaskan semua hutang jiwa
DI PINTU TAUHID
Tuhanku
janganlah matikan jiwaku disaat menghadapi pelbagai cobaan
tetapkanlah aku dari berpaling ketika menghadapi kudratmu
andai punah tauhid ,pasrah dan keiklasan
apa lagi yang tinggal melainkan hancur dalam kemusnahan
Tuhanku
berikanlah aku kesabaran dan penuh teleku taat
ketika syirik membelengu dan tauhid menunggu dipintu
kau peluklah aku dengan tenteram hati dan siraman rohani
dampingi aku dengan takwa ketika esensi kemunafikan berlegar legar
Tuhanku
bila aku tak kuat menanggung beban yang sarat
dakaplah aku yang sedang merintih rindu redha kasihMu
dengarkanlah aku berbisik pada sunyi munajat yang suci
dan aku pun membasah bibir pada lembut alunan zikir
janganlah matikan jiwaku disaat menghadapi pelbagai cobaan
tetapkanlah aku dari berpaling ketika menghadapi kudratmu
andai punah tauhid ,pasrah dan keiklasan
apa lagi yang tinggal melainkan hancur dalam kemusnahan
Tuhanku
berikanlah aku kesabaran dan penuh teleku taat
ketika syirik membelengu dan tauhid menunggu dipintu
kau peluklah aku dengan tenteram hati dan siraman rohani
dampingi aku dengan takwa ketika esensi kemunafikan berlegar legar
Tuhanku
bila aku tak kuat menanggung beban yang sarat
dakaplah aku yang sedang merintih rindu redha kasihMu
dengarkanlah aku berbisik pada sunyi munajat yang suci
dan aku pun membasah bibir pada lembut alunan zikir
Saturday, 13 August 2011
KESEPIAN SANG TIONG
memiliki seekor tiong yang tak mampu terbang tinggi
adalah sangat menyakitkan bila ianya terkurung lesu
begitu ingin berteman terbang bebas bercengkerama
namun tiada daya sayapnya tidak mampu berkepak
tak adakah burung betina yang ingin menemani
bila tiong bersedih lara menangis sendiri
lalu terbang merpati putih menghampiri
membisikkan cinta pada rindu mengawan
andai dapat merpati ini ditawan
merekapun bersenda dalam gurau manja
mengeram bercumbu rayu dalam sangkar madu
menghimbau mimpi suram menjadi nyata
meskipun cuma lewat seketika dibilah buluh
merekapun merealisasikan mimpi
melepaskan semua luapan nafsu berahi
menjadi begitu indah pesona
dan tiong itu pun tak lagi menyendiri
setelah luka hati dan keinginan peribadi
tidak lagi menjadi kerinduan yang sepi
dan mereka pun mengulanginya lagi
melirik sayap dan mengepak pelangi.NOTA BUAT ADIK
adik
seperti mana yang adik tahu
umi bukan seorang yang mudah tersinggung
apatah lagi untuk cepat melatah
biarpun diuji dengan pelbagai dugaan
namun semangat tak pernah goyah
cinta kasih umi tak pernah berubah
andai kehadiran mengukuh silaturrahim
kita perkukuhkanlah tali ikatan
biar kita teguh bersatu hati
saling ingat mengingati
cuma sesekali umi jadi terkeliru
bila persoalanan menuju buntu
tak pernah umi tahu
dan sentiasa bercelaru
ungkapkanlah segala kebenaran
bukankah itu cukup memberi kesan
jadikan pesanan sebagai azimat
dan biar hidup penuh semangat
kita hidup cuma untuk seketika
tak selamanya jiwa merdeka
belajarlah dari setiap pengalaman
semoga kita menjadi manusia beriman
NOTA BUAT SYEH ABDURRAHMAN
S-Setiap kali dalam mengenang keujudanmu
Y-Yang ku rasa saat ini hanyalah kesepian yang nyata
E-Entah apa lagi yang menjerut tangkai hati
H-Hingga terasa sekali aku seperti kehilangan raga
A-Aku seperti yang pernah kau tahu
B-Bila saja sering alpa dalam kerinduan
D-Dapatkah masa mengubah segalanya
U-Untuk sekali lagi menghampiri
R-Resapkan kasih sejati seperti yang kelmarin
R-Retak menanti belah yang pernah kita rasa
A-Amat perit untuk kau terima
H-Hingga perlu kau bataskan semua
M-Mampukah lagi kita bertahan
A-Antara kuntum kasih dan perasaan rindu
N-Namun keserasian tak menjanjikan cinta lagi
Friday, 12 August 2011
NILAIAN
ukhuwah itu menangis
setelah pintu damainya telah tertutup
diterjang pesona sengketa
dengan luka yang amat dalam
ditusuk umpat keji dan khianat diri
lalu api dendam terbakar
menghanguskan kita pada realiti
dan kita pun memilih
mendominasikan keegoan
bila tiada lagi cinta
apakah ada lagi untuk hari ini
kejernihan suatu perhubungan
bila rindu menjadi debu
berselaput sejuta sangsi
tentang kemanusiaan yang hancur
dan kita pun memilih
untuk apa lagi ikatan
jika hanya menjerut perit
pada kesakitan yang tenat
yang mengikat kealpaan dan harga diri
lalu dipohon mati
kita pun menandakan garis pemisah
Subscribe to:
Posts (Atom)